Salam sejahtera.....
Kami mengajak urun rembuk untuk mencapai kesejahteraan bersama yang tidak lepas dari keadilan....
Seperti kita tahu semakin banyak film beredar dan Alhamdulillah banyak juga yang bagus dan bermutu, semoga dalam penciptaanya juga berlaku keadilan. Dimana kita tahu sebuah karya seni bukansekedar barang jualan, karena otomatis nilai intelektualnya menempel di karya tersebut, tapi apakah sudah adil? Mari kitadiskusikan bersama dan kami dalam tahap mengumpulkan data sehingga dibuat forum khusus yang akan tercatat tidak menjadi obrolan selayang pandang.
Sekali lagi film adalah karya tertinggi (kalau kita menghargai sebagai insan film) dimana banyak melibatkan orang, keilmuan dan kesenian, pertanyaanya gimana supaya adil?
Itulah PR (pekerjaan rumah) kita bersama. Intinya tanpa kebersamaan dalam membangun sistem tidak akan mungkin. Silahkan buat subsistem yang memikirkan estetik danartistiknya, subsistem tekniknya, subsistem manajemen dan produksinya, subsitem distribusi dan bisnisnya dimanadiharapkan menjadi sebuah sistem produksi film yang akan menjadi subsistem convergene media yang juga bagian dari subsistem industri kreatif.
Dan kita tahu ini juga sudah pernah dilaksanakan oleh organisasi organisasi perfilman. Tapi yang terjadi tidak hanya setiap sub sistem nya ngga nyambung malah sel-selnyamembuat sistem sendiri-sendiri. Keragaman budaya boleh banyak tapi sistem kerja dalam setiap sub sistem (film) harus sama,bagaimana kita mengukur keadilan?
Marilah kita mengantarkan menjadikan KARYA AUDIO VISUAL bagian dari industri kreatif dengan segala konsekuensinya sebagai INDUSTRI, marilah kita berkarya untuk hidup bukan sekedar hidup untuk berkarya. Oleh karena itu Forum Profesional Film Indonesia (FPFI) mengundang semua profesional film untuk kontribusi dalam menyumbang pemikiran profesionalisme sumber daya manusia, kalau mau membicarakan teknik dan estetika film silahkan ikut dalam Filmmaker Forum yang diselenggarakan di Kine forum atau forum forum lainnya. Karena diharapkan di FPFI fokus kepada masalah profesionalisme bidang Audio Visual.
Dan sebenarnya masalah ini sudah ada dari berdirinya organisasi-organisasi perfilman, hingga adanya Masyarakat Film Indoesia (FMI) dimana salah satunya mendorong terbentuknya Asosiasi-asosiasi. karena visi FPFI adalah Adil dan beradab yang pada dasarnya untuk mencapai itu semua perlu terukur walau banyak yang merasa film tidak bisa distandarkan, bahkan dibuku Menjegal Film Indonesia pada bab kesimpulan menganggap yang di butuhkan asosiasi yaitu pengakuan (sertifikasi) dianggap mempersempit atau entry barrier bagi para pekerja film seperti yang terjadi di masa lalu.....?, sementara, itu adalah salah satu permintaan Karyawan Film Televisi Indonesia (KFT) kepada DPR pada perancangan undang-undang perfilman, dimana itu adalah salahsatu sarat industri (konsekwensi).
Untuk lebih jelasnya FPFI berencana mengadakan Seminar Nasional guna menggambarkan "SDM perfilman menjelang pasar bebas 2012" dan diharapkan terbentuk asosiasi-asosiasi setelah itu, mengantar organisasi dan asosiasi dalam membantu membuat Job deskripsi pekerjaa film versi 0,2 (FGD) dimana akan menjadi dasar pembuatan "buku petunjuk pekerja audio visual" (manual film worker book) yang sesuai dengan undang-undang yang terkait yang berazaskan adil dan beradab.
Diharapkan akan berdurasi 6-8 bulan sudah bisa membuat perjanjian bersama (collective agreement) yang akan bisa menjadi dasar dari kontrak pekerja Film dan sekali lagi ini kerja bersama dimana FPFI hanya mengantarkan.
Oleh Karena itu FPFI membutuhkan Moderator forum di fpfi.org untuk setiap departemen pada produksi Audio visual dengan syarat:
1. Memiliki waktu untuk mengecek FPFI.org minimal 3 hari sekali.
2. Mengikuti etika forum dan syarat anggota FPFI.org 2. Mengikuti etika forum dan syarat anggota FPFI.org
3. Mengenal dan dikenal profesional di bidangnya.
.
.
10. Akan lebih baik yang menguasai phpbb-aplikasi forum
terima kasih
Admin@FPFI.ORGAgni Ariatama
PS. Ternyata Agni Ariatama KALITBANG KFT 2011-2015, tahu setelah menerima SK kemarin.
Masuk
Daftar
Bantuan
Cari
